Dunia bisnis saat ini tidak terlepas dari persaingan global yang semakin ketat. Dengan pasar yang terus berkembang dan teknologi yang semakin canggih, strategi bertahan menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk tetap eksis di tengah persaingan yang semakin sengit.

Menurut John D. Rockefeller, seorang pengusaha sukses, “Persaingan adalah kekuatan yang mendorong perusahaan untuk terus berinovasi dan berkembang. Tanpa persaingan, dunia bisnis akan menjadi monoton dan tidak ada kemajuan yang bisa dicapai.”

Di era digital ini, perusahaan harus mampu menghadapi tantangan dari perusahaan-perusahaan besar maupun start-up yang mungkin memiliki ide-ide inovatif. Karenanya, strategi bertahan harus terus dikembangkan agar perusahaan bisa tetap bersaing di pasar global.

Salah satu strategi bertahan yang dapat dilakukan adalah dengan fokus pada keunggulan kompetitif. Seperti yang dikatakan oleh Michael Porter, seorang ahli strategi bisnis, “Untuk bertahan di pasar global, perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif yang sulit ditiru oleh pesaing.” Keunggulan kompetitif bisa berasal dari inovasi produk, efisiensi operasional, atau pelayanan pelanggan yang baik.

Selain itu, kolaborasi dengan pihak eksternal juga dapat menjadi strategi bertahan yang efektif. Dengan menjalin kerjasama dengan mitra bisnis atau bahkan pesaing, perusahaan bisa saling mendukung dan memperluas jaringan bisnisnya.

Namun, tidak semua strategi bertahan akan berhasil jika tidak didukung dengan adaptasi terhadap perubahan pasar. Seperti yang diungkapkan oleh Jack Welch, mantan CEO General Electric, “Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan pasar akan tertinggal dan akhirnya tergilas oleh persaingan global.”

Dengan begitu, dunia bisnis memang penuh dengan persaingan global yang tidak bisa dihindari. Namun, dengan strategi bertahan yang tepat dan adaptasi yang baik, perusahaan bisa tetap eksis dan berhasil bersaing di pasar yang semakin kompleks ini.